Bimbingan Islam untuk Mendapat Keturunan yang Shalih 2


Menyambut Kelahiran Sibuah Hati
Oleh : Al-Ustadz Abu Muhammad Abdul Mu'thi

Lahirnya si mungil memang saat yang dinanti-nanti sehingga bila seorang dianugerahi anak hendaknya ia bersyukur kepada Allah baik ia berjenis kelamin laki-laki atau perempuan.
Dan dianjurkan bagi seorang muslim untuk memberi tahu saudaranya sesama muslim yang dikaruniai anak dalam keadaan saudaranya belum tahu anaknya telah terlahir. Yang seperti ini termasuk bentuk memasukkan kebahagiaan kedalam hati seorang muslim. Tentunya yang seperti ini akan mempererat tali kecintaan diantara mereka. Al Qur’an telah menyebutkan tentang kabar gembira bagi seorang yang dikaruniai anak. Allah berfirman dengan meyebutkan ucapan para malaikat yang singgah dirumah Ibrahim sebelum mereka sampai ditempat yang mereka di utus kepadanya yaitu kaumnya Nabi Luth :
ﯸ  ﯹ  ﯺﯻ  ﯼ  ﯽ  ﯾﯿ  ﰀ  ﰁ  ﰂ   ﰃ  الذاريات: ٢٨
"(Tetapi mereka tidak mau makan), Karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak)". (QS adz Dzariyat : 28)
Allah juga berfirman tentang Nabi Zakariya :
ﮆ   ﮇ   ﮈ  ﮉ     ﮊ  ﮋ  ﮌ  ﮍ  ﮎ  ﮏ   ﮐ  ﮑ   ﮒ  مريم: ٧
"Hai Zakaria, Sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya."  (QS Maryam : 7)
Dan dianjurkan bagi orang yang diberi kabar gembira oleh saudaranya untuk memberi hadiah yang mengabarkannya. Sebagaimana dahulu Sahabat Ka’b bin Malik memberi hadiah kepada yang memberitahu ia tentang turunnya ayat yang menjelaskan diterimanya tobatnya Ka’b bin Malik. Seperti inilah bimbingan islam yang mulia,dimana seorang muslim ikut berbahagia dengan kebahagiaan yang dirasakan oleh saudaranya. Akan tetapi karena ketidaktahuan umumnya masyarakat muslimin dijaman sekarang tentang bimbingan yang mulia ini nyaris ruh kecintaan hilang ditengah-tengah mereka dan diganti dengan sikap acuh tak acuh bahkan mungkin sikap kedengkian.
Disamping dianjurkan memberitakan kelahiran anak juga bagus kiranya untuk memberikan tahni’ah (ucapan selamat)
Perbedaan antara memberi kabar gembira dengan ucapan selamat bahwa yang dimaksud memberi kabar gembira adalah memberitakan kepada yang dikaruniai anak bahwa anaknya telah terlahir dalam keadaan ia belum tahu. Sedangkan tahni’ah (ucapan selamat) adalah mendo’akan kebaikan bagi anak saudaranya setelah saudaranya itu mengetahui kelahiran anaknya. [lihat Tuhfatul Maudud karya Ibnul Qoyyim : 21]
Dan sebatas pengetahuan kami, tentang tahni’ah ini tidak datang satu haditspun dari Rasulullah yang ada adalah atsar (ucapan dan perbuatan) sebagian tabi’in. Misalnya: Atsar dari al Hasan al Bashri bahwa ia ditanya tentang tahni’ah apa yang diucapkannya ? al Hasan berkata : ucapkanlah :
جَعَلَهُ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ صلى الله عليه وسلم
“Semoga Allah menjadikan anak ini di berkahi bagimu dan bagi umatnya Nabi Muhammad “. [Diriwayatkan oleh th Thabaroni dalam ad du’a 2/1243 dengan sanad yang bagus]
Akan tetapi tahni’ah ini bukan suatu yang sunnah apalagi suatu keharusan karena landasannya adalah atsar dari sebagian tabi’in dan bukan dari Nabi.
Dan tidak pantas bila tahni’ah diucapkan hanya bagi yang dikaruniai anak laki-laki bukan yang dikaruniai anak perempuan. Hendaklah memberi tahni’ah kepada yang dianugerahi bayi laki-laki dan atau perempuan, atau tidak mengucapkan tahni’ah kepada yang dikaruniai anak laki-laki atau perempuan sama sekali. Hal ini agar terhindar dari kebiasaan jahiliah dimana kebanyakan mereka memberikan tahni’ah dengan kelahiran anak laki-laki dan mengucapkan tahni’ah dengan kematian anak perempuan, bukan ketika kelahirannya.[Tuhfatul Maudud 21 cetakan al Muayyad]
# Sebab menjeritnya bayi ketika lahir
Ketahuilah bahwa seorang bayi itu menjerit ketika dilahirkan karena ditonjok oleh syaithan, sebagaimana sabda Nabi :
صِيَاحُ الْمَولُوْدِ حِيْنَ يَقَعُ نَزْغَةٌ مِنَ الشَّيْطَانِ
“Jeritan bayi ketika terlahir adalah (karena) pukulannya syaithan”.[Hr. Muslim dari Abu Hurairah]
Nabi juga bersabda (yang artinya) : ”Tiada seorang anak Adam terlahir kecuali disentuh oleh syaithan ketika terlahir sehingga ia menjerit karenanya, kecuali Maryam dan puteranya (Nabi ‘Isa). [Shahih al Bukhari no: 3431]
Dan telah datang penjelasan dalam riwayat yang lain tentang maksud disentuh oleh syaithan yaitu bahwa syaithan menusuk dengan kedua jarinya pada dua sisi perut bayi [Shohih al Bukhari no: 3286]

Coba Anda perhatikan! Bayi yang masih kecil dan belum tahu apapun tentang dunia sudah ditusuk (disakiti) syaithan, lalu bagaimana kiranya bila anak itu sudah mampu berbicara dan mengetahui beragam perkara?!. Kemudian seperti apa usaha syaithan untuk menyesatkan manusia bila ia telah bergerak syahwatnya untuk mencari dunia dan semisalnya?!

Bersambung ...

Related Posts